Rabu, 15 Mei 2013

Buatlah hidup lebih bermakna



(Manusia dan Pandangan Hidup)

Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Karena setiap manusia memiliki pola pikir dan cara pandang yang berbeda-beda. Setiap umat atau kaum ataupun bangsa memiliki pandangan hidup sebagai sikap dasar dalam berpikir dan bertingkah laku. Dalam psikologi komunikasi ada ungkapan world don’t mean, people mean. Kata-kata itu tak memiliki makna, manusialah yang memberi makna. Manusia adalah makhluk yang mampu memberi makna terhadap obyek. Obyek yang sama mungkin diberi makna berbeda-beda oleh orang yang berbeda. Jika seseorang memiliki pandangan hidup yang benar, maka seseorang tersebut dapat membuat makna dalam hidupnya. Sebaliknya jika tidak, maka seseorang tersebut membuat hidupnya tidak bermakna.
Pengalaman bisa menjadi salah satu faktor bagi seseorang memiliki pandangan hidup. Seperti pengalaman-pengalaman yang membuat seseorang menjadi lebih dewasa dalam berpikir. Ada satu hal yang dapat membuat pola pikir saya berubah menjadi lebih dewasa dalam bersikap yaitu doa. Doa memiliki kekuatan yang luar biasa ketika kita dengan hati yang tulus, ikhlas, dan bersungguh-sungguh dalam berusaha. Ketika kita tidak meminta dan berusaha untuk mendapatkannya, yang kita inginkan tidak akan kita dapat. Tidak perlu memiliki guru spiritual sebagai pedoman hidup seperti yang banyak diberitakan di banyak media. Karena setiap umat memiliki pandangan hidup yang berbeda, seperti umat muslim, Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi pandangan hidup begitu juga dengan umat yang lainnya. Milikilah pandangan hidup yang benar yang akan membuat hidup kita lebih bermakna.

Selasa, 14 Mei 2013

Banyak yang gelisah akibat UN

(Manusia dan Kegelisahan)

Tidak ada seorang manusia pun yang tidak merasakan kegelisahan. Kalau kita melihat seluruh makhluk yang hidup di muka bumi ini akan kita dapati bahwa manusia senantiasa dipengaruhi oleh ketakutan yang menuntunnya ke kegelisahan.

Orang-orang di sekeliling kita bahkan dalam diri kita sendiri, baik besar, kecil, laki-laki maupun perempuan, semuanya merasakan ketakutan atau kegelisahan. Kegelisahan merupakan fenomena umum dan ciri khas yang hanya dimiliki manusia. Hal ini kiranya memerlukan kesadaran dari kita guna memikirkan cara-cara untuk menghindarinya, sebab pada hakikatnya kegelisahan merupakan reaksi natural terhadap faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal. Tentu saja kegelisahan yang dialami setiap orang tidaklah sama, tergantung kepribadian, kebutuhan, keadaan, dan tanggung jawab masing-masing.

Ujian Nasional menjadi periode yang menggelisahkan bagi siswa dan orang tua. Selain tekanan untuk dapat lulus, siswa juga harus menghadapi ujian untuk masuk perguruan tinggi. Ujian Nasional juga berdampak multi-stres. Murid tertekan, orang tua gelisah, guru bingung, kepala sekolah depresi. 

Kacau-balaunya Ujian Nasional (UN) pada tahun ini menimbulkan banyak permintaan agar UN tak lagi dijadikan alat evaluasi. Namun, hal itu tidak akan terjadi selama kurikulum baru yang tengah digagaskan tidak segera dijalankan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa evaluasi terhadap siswa bisa saja berubah. Namun, apabila Kurikulum 2013 yang memiliki metode pendekatan baru ini tidak dilaksanakan maka evaluasi siswa secara nasional tetap akan menggunakan UN. Namun para guru banyak yang tidak setuju dengan kurikulum baru tersebut. Mereka menilai anak-anak murid akan tidak biasa dengan kurikulum tersebut. Selain anak-anak, para guru pun akan tidak biasa maka perlu diadakan pelatihan dulu sebelumnya. Dan hal ini perlu dipikirkan matang-matang.

Minggu, 12 Mei 2013

Siapa yang bertanggung jawab ?



(Manusia dan Tanggung Jawab)

Di Indonesia pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit-rumah sakit masih jauh dari bagus. Banyak sekali kasus-kasus yang sudah terjadi, salah satu nya seperti kasus yang dimuat dikoran warta kota edisi Jum'at (12/4) dan bahkan sudah sering ditayangkan di media elektronik seperti televisi. Kasus bayi Edwin yang harus kehilangan dua ruas jari telunjuknya. Menurut pihak rumah sakit jari bayi berusia 2,5 bulan itu terlepas dengan sendirinya karena terjadi jaringan mati pada dua ruas jari itu. Namun kedua orang tua bayi Edwin merasa kecewa dengan bantahan rumah sakit tersebut karena merasa pihak rumah sakit telah memotong atau mengamputasi dua ruas jari telunjuk anaknya. Dan masih banyak kasus-kasus lainnya yang membuat pasien merasa dirugikan. Jika sudah seperti ini, pihak rumah sakit tidak ingin disalahkan, dan pasien pun tidak ingin dirugikan. Pasien selalu menginginkan pelayanan yang terbaik dari rumah sakit yang ia pilih sebagai tempat yang tepat untuk mengobati sakit yang diderita. Namun dengan maraknya kasus-kasus seperti itu, sepertinya banyak orang yang ragu untuk pergi ke rumah sakit. Lalu siapakah sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas kasus seperti itu ? Menurut Marius Widjajarta seorang pengamat kesehatan yang juga ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa di Indonesia tidak ada standar pelayanan medik yang berlaku secara nasional. Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia masih jauh dari bagus. Selama tidak ada standar pelayanan medik nasional, maka kasus-kasus seperti itu akan terus ada kedepannya.

Sabtu, 11 Mei 2013

Makan-Makan-Makaaaan :)

Kita berdua emang sama-sama suka makan. Sukaaaaa banget, hahahaa :D sore tadi selesai praktikum, kita berdua sepakat buat makan sore dulu. Karena udah lama ga makan di pecel lele lela, akhirnya tadi kita sepakat buat makan disana. Menu yang kita pesen yaa seringnya sih ayam bakar saus padang, walaupun tempat makan itu lebih terkenal dengan lele nya tapi yaa kita seringnya pesen ayam bakar saus padang. Soalnya enak sih yaaa saus nya itu, apalagi ayam nya itu empuuuk banget, wiiiih. Nih ekspresi muka si Mr.Fandy aja sampe kayak gini makan ayam bakar saus padangnya hahaha

  

Dan inilah ekspresi terbaik nya hehehehe


Selesai makan, gue beli sop buah yogurt. Gilee, laper apa doyan nih gue ? hahaha gapapalah kan masih dalam masa pertumbuhan. Cuma menurut gue rasa yogurtnya itu kurang berasa deh.








  
 uppsss maaf yaa Mr.Fandy sayang, kamu nya setengah muka doang. tapi tetep tampan kok heheheh



Jumat, 10 Mei 2013

Today and Past

Dijaman modern seperti ini yang semua serba canggih, masih saja terdapat peraturan untuk membuat suatu laporan menggunakan mesin tik. Olalaaaaa ~~~~

We like action film

Gue dan pacar gue yang tampan itu :D haha emang suka banget nonton film-film terutama yang action yaa, ga tau kenapa kayaknya tuh bikin greget aja film action :D yg baru-baru ini kita tonton itu film IRON MAN 3. sayangnya ga dapet yang 3D. Tapi bayangin deh yg 2D aja keren banget gimana yg 3D kan ? wiiiiiihhh...
So what's next darling ??? hehehee :*

Adilkah semua ini ?



(Manusia dan Keadilan)

Seringnya kecelakaan dijalan raya membuat kita harus lebih berhati-hati dalam berkendara. Kecelakaan biasanya terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran untuk mematuhi peraturan yang ada. Membicarakan masalah peraturan dijalan raya, sering saya melihat pengendara yang menggunakan “seragam” dengan santainya menerobos lampu merah, tidak memakai helm saat berkendara atau ketika ada pemeriksaan surat-surat berkendara para pengendara “seragam” itu tidak terkena pemeriksaan.

Sayangnya saya tidak mengabadikan peristiwa-peristiwa yang membuat saya heran itu. Kita sudah tahu bahwa lampu lalu lintas saat berwarna merah itu artinya semua pengendara baik motor, mobil ataupun yang lainnya harus berhenti, tetapi yang saya lihat ada seorang pengendara sepeda motor yang “berseragam” tidak berhenti seperti saya dan yang lainnya, dia terus menerobos lampu merah dan yang membuat saya makin heran, dijalan itu terdapat seorang polisi yang sedang bertugas tetapi polisi tersebut membiarkan pengendara yang menerobos lampu merah tadi. Bayangkan ketika orang biasa yang bukan siapa-siapa melakukan hal seperti itu juga, pasti sudah kena tilang bukan ? Mengapa demikian ? Entah karena apa mereka seperti diistimewakan. Apa karena mereka mempunyai pangkat dan berseragam sedangkan yang tidak demikian harus mengikuti peraturan yang ada jika sekali saja melanggar, maka akan langsung dikenakan sanksi ?

Dan mungkin kita masih ingat tentang peristiwa yang pernah marak di berbagai media, entah itu televisi, surat kabar, ataupun internet. Seorang pemuda yang merupakan anak dari seorang pejabat negara mengalami kecelakaan mobil dan menewaskan beberapa orang. Ia beruntung karena ayahnya merupakan salah satu orang penting di negara ini. Ayahnya langsung menyatakan rasa duka yang mendalam, minta maaf, dan memberikan santunan kepada korban. Setelah itu pemuda tersebut tidak ditahan. Sementara seorang lelaki yang berprofesi sebagai supir angkot yang penumpangnya terjun dari angkot karena merasa supir angkot tersebut akan menculiknya langsung ditahan oleh pihak kepolisian dan mendapatkan sanksi atas meninggalnya penumpang tersebut. Mengapa hal yang sama-sama menghilangkan nyawa orang lain mendapatkan hukuman yang berbeda ? Ketidakadilan seperti ini apakah disebabkan karena status sosialnya ? Hukum seharusnya menegakkan keadilan yang setinggi-tingginya karena negara kita adalah negara hukum. Seharusnya semua masyarakat Indonesia siapapun orangnya mendapatkan perlakuan yang sama dan tidak dibeda-bedakan.

Kamis, 09 Mei 2013

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

(Manusia Dan Penderitaan)

Sudah jatuh tertimpa tangga. Yaa kalimat tersebut memang yang sering dialami rakyat kecil yang hidup di pedalaman. Minimnya sarana dan prasarana membuat masyarakat tersebut sulit mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Pendidikan yang rendah membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan dan membuat penghasilan mereka pun sangat kecil atau bahkan mereka tidak memiliki penghasilan jika tidak memiliki ketrampilan. Jadi, bagaimana anak-anak yang hidup disana bisa mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak ?

Hal ini dirasakan oleh wira, seorang bocah asal desa Tenjo, Kabupaten Bogor. Menurut koran Radar Bogor edisi Selasa (30/4) karena minimnya fasilitas serta rendahnya perekonomian warga daerah tersebut membuat anak-anak ikut menderita. Wira, mendapatkan perawatan medis di Rumah Sehat Terpadu Dompet Duafa, Kecamatan Kemang. Tim medis mendiagnosa Wira terkena marasmus kwarsiorkor atau kekurangan kalori dan protein. Wira yang berusia 8 tahun hanya memiliki bobot 11 kilogram, padahal seharusnya sekitar 25 kilogram untuk anak seusianya. Karena Wira mengalami sakit sejak kecil, sehingga sampai saat ini ia belum bersekolah. Orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai pedagang & buruh tani membuat pengahasilan mereka tidak tetap dan membuat anak mereka kekurangan gizi karena keterbatasannya dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mereka.

Menurut dokter di rumah sakit tempat Wira dirawat, gizi buruk bisa terjadi karena lingkungan pasien yang kurang sehat, seperti pola kehidupan keluarga dan sanitasinya. Dan diperlukan waktu sekitar satu bulan dengan perawatan yang maksimal untuk mengembalikan berat normal Wira.

Mungkin tidak hanya Wira saja yang mengalami hal demikian, banyak anak-anak Indonesia yang lainnya yang mengalami kekurangan gizi. Sudah hidup serba kekurangan, harus juga merasakan penderitaan yang lainnya seperti sakit yang membutuhkan biaya agar cepat sembuh. Bagaimana bisa membayar biaya untuk berobat ke dokter, jika untuk makan sehari-hari saja sulit. Apakah mereka yang serba kekurangan tidak boleh mengalami sakit ? Seharusnya kita membuka mata, melihat betapa menderitanya mereka yang hidup serba kekurangan. Sudah sepantasnya lah kita sebagai manusia menolong orang lain yang membutuhkan. Tidak acuh terhadap mereka. Semoga saja pemerintah mau lebih memperdulikan rakyat kecil, agar rakyat kecil khusunya anak-anak tidak lagi mengalami gizi buruk seperti Wira. Karena mereka lah penerus bangsa ini.