Selasa, 14 Mei 2013

Banyak yang gelisah akibat UN

(Manusia dan Kegelisahan)

Tidak ada seorang manusia pun yang tidak merasakan kegelisahan. Kalau kita melihat seluruh makhluk yang hidup di muka bumi ini akan kita dapati bahwa manusia senantiasa dipengaruhi oleh ketakutan yang menuntunnya ke kegelisahan.

Orang-orang di sekeliling kita bahkan dalam diri kita sendiri, baik besar, kecil, laki-laki maupun perempuan, semuanya merasakan ketakutan atau kegelisahan. Kegelisahan merupakan fenomena umum dan ciri khas yang hanya dimiliki manusia. Hal ini kiranya memerlukan kesadaran dari kita guna memikirkan cara-cara untuk menghindarinya, sebab pada hakikatnya kegelisahan merupakan reaksi natural terhadap faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal. Tentu saja kegelisahan yang dialami setiap orang tidaklah sama, tergantung kepribadian, kebutuhan, keadaan, dan tanggung jawab masing-masing.

Ujian Nasional menjadi periode yang menggelisahkan bagi siswa dan orang tua. Selain tekanan untuk dapat lulus, siswa juga harus menghadapi ujian untuk masuk perguruan tinggi. Ujian Nasional juga berdampak multi-stres. Murid tertekan, orang tua gelisah, guru bingung, kepala sekolah depresi. 

Kacau-balaunya Ujian Nasional (UN) pada tahun ini menimbulkan banyak permintaan agar UN tak lagi dijadikan alat evaluasi. Namun, hal itu tidak akan terjadi selama kurikulum baru yang tengah digagaskan tidak segera dijalankan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa evaluasi terhadap siswa bisa saja berubah. Namun, apabila Kurikulum 2013 yang memiliki metode pendekatan baru ini tidak dilaksanakan maka evaluasi siswa secara nasional tetap akan menggunakan UN. Namun para guru banyak yang tidak setuju dengan kurikulum baru tersebut. Mereka menilai anak-anak murid akan tidak biasa dengan kurikulum tersebut. Selain anak-anak, para guru pun akan tidak biasa maka perlu diadakan pelatihan dulu sebelumnya. Dan hal ini perlu dipikirkan matang-matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar